Selasa, 19 September 2017

Kabinet sinkron"sinergis dan kontributif"


Berawal dari niat yang sama, tujuan yang sama semangat dan keinginan untuk kemajuan  organisasi badan eksekutif mahasiswa.
Berada dalam kehidupan kampus, merangkul, mengajak, menciptakan perubahan membuat kami bangga bisa membawa perubahan demi pengembangan kegiatan diluar akademis kampus, menjadikan mahasiswa Stifarm Padang lebih aktif menjalani era kemajuan yang berkembang pesat. Inilah kami kabinet sinkron yang kami maknai dengan arti sinergis dengan kemajuan berkontributif untuk mahasiswa dan kampus, serta masyarakat..

Selasa, 07 Februari 2017

Essay tentang keidealan seorang farmasi/ apoteker

KeIDEALAN SEORANG FARMASI/APOTEKER
Farmasi adalah salah satu profesi kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kimia,ilmu fisika dan ilmu kesehatanyang disertakan dengan ilmu sosial dan lain sabagainya. Farmasi itu sendiri bertanggungjawab memastikan keefektifan dan keamanan dari penggunaan obat. Ruang lingkup dari farmasi yaitu praktik formulasi yang mencakup penyediaan obat, peracikan obat, pendistribusian, pengedarandan pengontrolan obat serta pelayanan terhadap pasien seperti pemberian informasi baik itu khasiat, efek samping maupun keamanan dari suatu obat. Selain itu, seorang farmasi juga berperan dalam bidangalat kesehatan, kosmetik, obat dan bahan obat, obat tradisional, jamu dan fitofarmaka serta makanan dan minuman.
Menurut WHO (World Health Organization) dalam (Silanas, 2011), fungsi dan tugas seorang farmasi sesuai dengan kompetensi Apoteker (farmasis) di Apotek  dikenal dengan  Eight Stars Pharmacist, yaitu:Care giver, Decision  maker, Communicator,  Leader, Manager, Life long learner, Teacher,   Researcher.
Kemudian seiring berjalannya waktu ditambahkan  enterpreneur  sehingga menjadi nine stars pharmacist. Nine stars pharmacist ini tidak hanya diterapkan di apotek tetapi dimanapun farmasis tersebut mengabdi.
Seorang farmasis yang ideal itu, mampu menjalankan fungsinya dengan profesional. Oleh karena itu, dalam penulisan essay ini, saya ingin membahas cara membentuk farmasis ideal dalam mewujudkan Nine stars of pharmacist.Yang manaNine Stars Of Pharmacistmenutut World Health Organization (WHO),diantaranya :
(1).Care-Giver: Seorang Farmasi/apoteker merupakan professional kesehatan member pelayanan kefarmasian kepada pasien, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, member konseling, pelayanan informasi obat (PIO), konsultasi, Monitoring Efek Samping Obat (MESO), visite, dan lain sebagainya. (2). Decision-Maker :Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan atau menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, yang bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional. (3). Communicator : Seorang farmasi/apoteker harus mempunyai keterampilan berkomunikasi yang baik dan menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi antara tenaga kesehatan dengan pasien serta masyarakat berjalan dengan baik, misalnya konseling dan konsultasi obat kepada pasien, Pelayanan Informasi Obat (PIO), melakukan visi tekebangsal/ruang perawatan pasien serta mampu menjadi narasumber, pengajar dibidang pendidikan. (4). Manager : Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang pengelola atau manager dalam berbagai aspek kefarmasian,  sehingga kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contohnya mampu menjadi pengelola obat (seperti Pedagang Besar Farmasi/PBF), kepala Instalasi Rumah Sakit.seorang manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain. (5). Leader :Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi pemimpin, yang mempunyai visi dan misiserta tujuan yang jelas dalam memajukan perusahaan/institusi/lembaga, farmasi atau apoteker mampu memastikan terapi berjalan dengan aman, efektif dan rasional, missalnya sebagai direktur industry farmasi (GM), direktur marketing, dan sebagainya. (6). Life-Long Learner : Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) terus berkembang dengan pesat, sehingga kita perlumeng-update ilmu pengetahuan serta kemampuan agar nantinya kita tidak tertinggal dengan bidang ilmu yang lain. (7). Teacher : Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi pendidik/educator bagi pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu  farmasi dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker yang menyampaikan informasi kepada pasien,  masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi. (8). Research :  Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik.disamping itu farmasi juga bias meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuansediaanbaru (obat, alatkesehatan, dankosmetik). (9). Entrepreneur : Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu menyejahterakan masyarakat. Misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, dan sebagainya, baik skala kecil maupun skala besar.

Untuk menjadi seorang Farmasis yang ideal diharapkan bisa mengaplikasikan profesinya secara profesional, seperti pada saat melayani seorang pasien di sebuah apotek, komunikasi antara pasien dan farmasis hendaknya terjadi timbal balik. Dimana pelayanan yang dilakukan tersebut adalah memberikan informasi dari obat yang hendak dikonsumsi pasien, mencakup dari efek yang di timbulkan setelah mengkonsumsi suatu obat baik itu efek yang diinginkan maupun efek yang tak diinginkan ( efek samping obat ), tempat penyimpanan obat, lamanya waktu yang di perbolahkan untuk mengkonsumsi suatu obat, waktu yang efesien untuk mengkonnsumsi obat, dan lain sebagainya sehingga pasien paham dan tahu tingkat keamanan dari obat yang hendak dikonsumsinya. dengan begitu terwujudtlah suatu komunikasi yang baik dan peran apoteker dapat tersalurkan dengan sempurna.
Menurut PP 51 Tahun 2009 “Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat radisional”. Salah satu peran apoteker sebagai tenaga kefarmasian adalah melakukan praktek pelayana nkefarmasian.

Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan untuk mencegah,  mengidentifikasi, dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Dengan praktek kefarmasian inilah yang menuntut dan mengharuskan farmasis/apoteker bertanggung jawab langsung terhadap penggunaan obat pasien dan dilakukan dengan komitmen penuh. Perubahan dan perkembangan pelayanan apoteker yang dahulunya meracik,  menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien sekarang telah menjadi interaksi dua arah, dimana selain penyerahan obat apoteker juga melakukan konseling, yang dahulunya drug oriented menjadi patient oriented. Tetapi disayang kanpada sebagian apoteker yang belum melaksanakan patient orientedini. Hal initer jadi karena (1) farmasi/apoteker tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup, (2) farmasi/apoteker kurang percaya diri, (3)  farmasi/apoteker tidak bias berkomunikasi atau menjadi komunikator antar pasien, masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya, (4)  farmasi/apoteker tidak memiliki motivasi dan dedikasi yang kuat didalam dirinya, (5) kurangnya pelatihan – pelatihan dalam arus kerja yang sesuai, (6) adanya rasa ketidaknyamanan dalam bekerja serta, (7) Kebijakan management yang menghambat perwuju dan KEPMENKES 1197-2004 karena kurangnya fasilitas kesehatan sehingga apoteker tidak dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian sebagaimana mestinya.
PeraturanPemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian merupakan tantangan dan harapan bagi Apoteker Indonesia untuk terus maju dan berkembang. Hilangkan asumsi masyarakat yang mengenal apoteker hanya sebagai penjual obat yang bekerja hanya dibalik kaca pembatas yang tinggi sebagai lalulintas obat dari apoteker kepada pasien. Harapannya untuk meningkatkan eksistensi farmasi/apotekeryaitu :  1). Apoteker lebih meningkatkan lagi interaksi dua arah dengan melakukan patient oriented. 2) . Mampu melaksanakan fungsi pelayanan konsultasi, informasi,  dan edukasi tentang sediaan farmasi dan alat kesehatan pada pasien. 3). Mampu berpartisipasi aktif dalam program  preventif dan promotif dalam bidang kesehatan masyarakat. 4).  Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik  bersama dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk kepenting anpasien dalam penggunaan obat dan alat kesehatan yang rasional. 5). Mempunyai pengetahuan yang mumpu dalam melakukan pelayanan dan konseling kefarmasian terhadap pasien.
Dari  harapan tersebut apoteker dituntut untuk terus mendalami dan senantiasa mengaplikasikan pelayanan kefarmasian dengan system interaksi dua arah. Sehingga peluang –  peluang apoteker dapat terisi, terutama pada phar maceutical care.

Kamis, 24 November 2016

Meet and great bem kabinet sinkron dengan mahasiswa baru bp 2016 stifarm padang




Tak kenal maka tak sayang..
Meet and great kali ini bertujuan perkenalan diri bem stifarm padang dengan mahasiswa baru stifarm padang.
masing - masing mentri memberikan paparan mengenai program kerja bem selama satu periode..
Meet and great disambut hangat mahasiswa baru.. dimana teman - teman tak segan maupun malu untuk bertanya kepada kakak bem..

Nampak hadir presiden bem baru periode 2016/2017 Diana haryani dan juga wakil presiden Riangustang ..

Diharapkan dengan adanya meet and great ini.. mahasiswa baru sudah punya gambaran mengenai organisasi BEM di stifarm Padang, dan juga jika ada masalah mereka sudah tahu bagaimana cara sharing dengan anggota bem..

Jumat, 30 September 2016

BEM KM UNAND ROADSHOW TO CAMPUS STIFARM PADANG

BEM KM UNAND berkunjung ke kampus STIFARM PADANG

SAMBUTAN DARI PRESIDEN BEM STIFARM PADANG FRIZKA KHAIRUNISA

 SAMBUTAN DARI MENTERI LUAR NEGERI BEM KM UNAND RIDO NUFASLAH
 PENGENALAN BEM STIFARM OLEH MENTRI MPM RIZQA HASANAH
 PENGENALAN BEM KM UNAND OLEH STAF MENTERI LUAR NEGERI
 DOA OLEH MENTRI AGAMA STIFARM OLEH MIMING ANDIKA
  
 
ACARA SILATURAHMI STIFARM DAN UNAND






 FOTO BERSAMA BEM KM UNAND DAN BEM STIFARM PADANG

kami nantikan kunjungan berikutnya.,.

Kamis, 14 Januari 2016

dokumetasi acara lkmmf 2 dan pimwil sumatera wilayah 2 di padang besi kota padang sumatera barat